Search This Blog

Saturday, May 2, 2015

Cara Kerja Batu Orgonite

Batu Orgonite, Cara Kerja batu Orgonite, Khasiat batu orgonite, penemu batu orgonite

Batu Orgonite -  Tahun lalu saya mengadakan beberapa percobaan yang dirancang teman saya, seorang ilmuan yang sangat saya hormati Steven J Smith dalam upaya menemukan cara kerja orgonite.

Dia meninggal sebelum menyelesaikan tulisan tentang bahasan tersebut, tetapi hingga saat itu kami mengumpulkan cukup data percobaan untuk dibuatkan suatu teori.

Steven menuliskan email dibawah ini di saat-saat terakhir kerjasama kita:

Steven J Smith menbahas tentang pengaruh CB pada angkasa:

Energi Orgone muncul dalam bentuk muatan ion pada uap air di angkasa.

Pada umumnya uap air terdiri dari molekul H2O. Tetapi akibat paparan sinar matahari, dan medan magnetik planet, beberapa molekul air akan terlepas (terpisah) menjadi ion H+ dan OH-. Ion adalah suatu atom (atau molekul) yang memiliki kelebihan satu (-) atau kekurangan satu (+) elektron dibandingkan molekul jenis normal (tanpa muatan).

Pada kasus ini, bila molekul air terpisah, dan elektron yang biasanya bergabung dengan atom hydrogen (H), tetap “terkunci” pada molekul air yang tersisa (OH). Maka hasilnya ada satu H- dan satu OH- sebagai sepasang ion.

Pada dasarnya ion tidak bertindak menyamai muatan listrik bebas (elektron). Satu hal yang membedakan, mereka tidak bisa “dialirkan” pada konduktor logam (seperti listrik umumnya). Keunikan lainnya dari pasangan ion air adalah dari cara mereka menyerap dan melepas energi. Khususnya, ion OH- yang bertindak sebagai MASER. Ini dapat disamakan dengan gelombang mikro dari LASER.?*konduktor = bagian tembaga pada kabel.

Karena energi diambil untuk memecah molekul uap air menjadi ion H+ dan OH-, maka akan ada energi dilepaskan sesaat sebelum molekul awal (tanpa muatan) H2O kembali terbentuk. Walaupun demikian, fenomena lain dapat muncul akibat ketidakseimbangan jumlah antara ion H+ dan OH-. Jika ini terjadi, maka kelebihan H+ atau OH- yang tersisa menyebabkan polusi.

Dugaan saya adalah bahwa kelebihan ion H+ (di angkasa) adalah yang disebut oleh peneliti orgone sebagai DOR, dan kelebihan ion OH- (di angkasa) adalah yang disebut oleh peneliti orgone sebagai POR.

Yang saya ketahui dari penelitian sebelumnya bahwa pada tubuh manusia (yang hidup) dilingkupi oleh medan listrik. Saya pernah mengukur medan listrik langsung menggunakan peralatan elektronik standar (sebuah osiloskop). Pengukuran dilakukan tanpa terjadi kontak langsung (fisik) dengan subjek percobaan. Saya dapat melihat pernafasan dan detak jantung mempengaruhi pergerakan medan magnet. Mamalia lain (yang hidup) juga menghasilkan medan magnet. Dan medan ini lenyap (menghilang) saat mamalia mati…

Medan listrik kehidupan selalu memiliki orientasi dan kutub yang sama. Maka satu jenis ion dari uap air akan memperluas medan, sedangkan jenis lainnya akan bertindak sebaliknya. Berdasarkan medan kutub, maka ion negative (OH-) akan memperluas medan listrik kehidupan.

Selanjutnya, proses apa yang bisa membuat ketidakseimbangan rasio H+ terhadap OH- pada uap air di angkasa? Ya, satu hal yang terlintas di pikiran adalah campur tangan dalam penambahan bahan kimia (pada bagian atas angkasa) yang memiliki kemiripan dengan salah satu ion, sehingga saju jenis ion lebih banyak dibandingkan jenis lainnya. (Chemtrail)

DAN efek ini bisa diperkuat dengan campur tangan untuk membanjiri angkasa dengan radiasi gelombang mikro yang diatur untuk memecah molekul air menjadi ion H+ dan OH-, sehingga memperbanyak proses alami yang menghasilkan ion tersebut. (Tower telekomunikasi)

Bagi saya, kunci untuk membuktikan adalah bila uap air angkasa bisa mengendap (hujan, salju, es, dll), sebaliknya H+ dan OH- tidak bisa. Kabut putih yang anda sebutkan adalah air (ion) yang terpecah, dan daerah langit biru yang “dibersihkan” adalah daerah dimana ion-ion tidak cukup tebal untuk dianggap sebagai “kabut”.

Dari pengalaman sebelumnya, kita mengerti bahwa cara kerja CB adalah sama dengan EM (Elekto Magnetik, bayangkan cara kerja medan listrik), bukan bersifat partikuler (bayangkan gerakan sebaran partikel debu) sehingga diasumsikan kubah logam bisa menghalangi kerja CB Croft, tetapi tidak dengan kayu dan plastik.

Maka, CB tidak mungkin bereaksi langsung dengan ion-ion, karena reaksi ion di alam sifatnya partikuler. Dengan kata lain, ion tidak bisa menembus plastic atau kayu, sedangkan untuk radiasi EM dapat melewati plastic dan kayu, tetapi tidak  bisa menembus logam.

Walaupun demikian, logam atau materi konduksi lainnya dapat memantulkan radiasi EM (bayangkan prinsip kerja radar). Maka kita mengerti, bahwa ada lapisan konduksi di bagian atas angkasa yang disebut ionosfer dan gelombang radio dapat terpantul dari lapisan ini (ini adalah awal penemuan radio).

Jadi…Kita mengerti bahwa ada lapisan tebal dari pecahan uap air (ion H+ dan OH-) yang terjebak diantara lapisan atas (ionosfer yang memantulkan EM), dan lapisan bawah yang dibanjiri radiasi microwave (menara seluler). Dan seperti yang telah saya tunjukkan, butuh energi untuk memisahkan molekul jadi ion, dan energi HARUS dikeluarkan (dihilangkan) sebelum ion dapat bergabung kembali menjadi molekul air. DAN bila ion tidak menyatu menjadi molekul air, maka mereka tidak dapat mengendap di angkasa membentuk hujan…

Tetapi energi terjebak…Tidak ada pelepasan…Walaupun demikian, ketika ada kehadiran CB di alam, maka kabut putih kembali menjadi awan normal, dan langit kembali menjadi warna biru tua yang indah.

Maka, CB pasti telah menghilangkan (mengalirkan keluar) energi yang tersimpan di ion-ion H+ dan OH-, sehingga memungkinkan mereka bergabung kembali menjadi uap air. Dan karena angkasa telah super jenuh dengan pecahan (ionisasi) molekul air (karena ion tidak bisa mengendap), segera setelah keberadaan CB di alam, maka yang terjadi berikutnya adalah hujan…

Pemahaman Steven J Smith tentang cara kerja Orgonite:

Steven menjelaskan padaku bahwa insulasi resin pada serpihan logan spiral bekerja mirip dengan induktor elektronik dan menyerap semua lingkungan energi negative (terutama frekuensi/getaran elektro magnetik).?*induktor = bagian plastic/karet pada kabel

Kristal yang terdapat dalam orgonite bertindak untuk mengubah radiasi EM menjadi panas melalui proses Electro-striction (diubah melalui efek Piezo-Elektrik) dan energi yang dilepaskan sifatnya aman.

Berikut penjelasan Steven tentang dua efek (Piezoelectrik and Electrostriksi secara berurutan)

“Secara sederhana. Beberapa Kristal (dan materi lainnya) menghasilkan medan listrik ketika ditekan atau ditekuk. Ini dikenal dengan efek Piezoelektrik.

Semua material yang menghasilkan efek ini adalah insulator listrik. Mereka pastilah, atau di istilah materi akan “memotong” medan listrik. Tetapi, tidak semua insulator menghasilkan efek piezoelektrik.

Ada fenomena lainnya yang dikenal efek elektro-striksi. Dan semua materi yang menghasilkan fenomena piezoelektrik, juga menghasilkan fenomena elektro-striksi.

Secara sederhana, dapat dijelaskan bahwa efek elektro-striksi mengakibatkan materi berubah bentuk, ketika terpapar medan listrik.

Kesimpulannya…

Piezoelektrik: Perubahan bentuk menghasilkan medan listrik.?Elektro-striksi: Medan listrik menghasilkan perubahan bentuk.

Sebenarnya perubahan bentuknya sangat kecil. Kebanyakan hanya seperseribu inci, tetapi masih sangat bermanfaat untuk beberapa kegunaan…”

Saya yakin bahwa anda akan setuju bahwa kesimpulan macam ini akan sulit diterima oleh sebagian besar pecinta orgonite.

Kita telah diberitahu bahwa Orgonite ‘menyerap DOR dan mengubahnya menjadi POR’ padahal gambaran sebenarnya sedikit lebih rumit